The Memory of Chocolate

  Hai sobat kali ini Jalan Semut bakal posting satu lagi nih cerpen tentang Persahabatan tapi kali ini cerpennya bukan admin yang buat hehehe.. nih dibawah ada biodata singkat tentang pengarangnya..

Nama Pengarang   : Arum
Asal Sekolah           : SMK N 2 Temanggung

dari pada kebanyakan bosa basi dan sobat juga sudah penasaran yuk dibaca cerpennya....

Saran Pengarang : Dimohon untuk memakai sandal ketika membaca cerpen ini dikarenakan typonya bertebaran... takutnya nanti kena beling typo :V


The Memory of Chocolate

The Memory of Chocolate

20 Juli 2011,
Bandung.
   Sayup – sayup kicauan burung terdengar disela hembusan angin senja, sore itu masih sama seperti 10 tahun yang lalu, bahkan perasaan ini masih sama seperti 10 tahun yang lalu. Hembusan angin sore itu mengingatkanku akan janji manis bocah kecil berumur 7 tahun ditepi danau taman kota ini.

10 tahun sebelumnya
“Aku janji kalau kita ketemu lagi aku bakal bawain coklat yang banyak buat kamu.” Ucap bocah laki laki berumur 7 tahun. “Kamu janji ya.... jangan bohong sama aku.” Jawab gadis kecil berpipi tembam kepada bocah laki laki itu. “Iya aku janji. Kan aku pernah janji sama kamu buat selalu ada disamping kamu... jadi jangan khawatir, kita pasti ketemu lagi kok.” Kata bocah laki laki itu meyakinkan sahabatnya.
.
Heh... apakah aku harus seperti cinta yang menunggu rangga-nya kembali atau seperti pemain pemain Lakon yang hanya bisa mengkhayal pujaannya datang didalam sinetron Picisan itu, Aku rasa tidak. Terakhir Kita bertemu saat kelas 11 SMA, itu pun kamu tidak mengenaiku.

4 tahun sebelumnya
“Afif,,, aku Alya.. kamu masih kenal  aku nggak??” ucapku bersemanggat waktu itu. Bagaimana tidak, sahabat kecil yang selalu aku tunggu di danau taman kota sekarang berdiri tegap di depanku. “Hah?? Alya?? Sorry, kayaknya kita baru kenal sekarang deh..” katanya enteng waktu itu. Sakit?? Pastinya... coba bayangkan, seorang yang sangat kalian rindukan, sekarang dengan entengnya menjawab TIDAK MENGENAL KALIAN “oh gitu yah,,, maaf deh kalo kayak gitu. Kamu bener,, kita BARU kenal, aku salah orang kayaknya.” Tukas ku dengan nada bergetar.

Huft,, air mata ini terus saja menetes. Muhammad Afif, nama yang dulu sangat ku jaga di hatiku, nama yang selalu tersebut di sela sela adzan berkumandang. Nama yang selalu kurindukan di penghujung malam, tapi sekarang, nama itulah yang selalu ingin ku hilangkan. Tapi,, seperti sore ini aku masih menunggunya, Afif. Berharap dirinya datang dan melunasi hutang janjinya padaku. Mungkin janjinya tak seberapa, tapi itu janji dan aku tidak suka dikhianati. 

Jika kalian menganggap aku mencintai Afif,,, maka kalian salah besar, ini bukanlah Love Story, juga bukan Naskah Drama Roman Cinta Remaja, ini adalah kisahku, seorang wanita bodoh yang menunggu Guardian-nya datang. Tapi percayalah, aku hanya menganggap dirinya penjagaku bukan pujaanku, aku hanya menganggap dirinya sahabat lamaku bukan cinta pertamaku.

Langit berubah warna menjadi jingga, matahari berangsur angsur turun kembali ke peraduannya. Aku berdiri, hijab yang ku pakai melambai lambai terbawa angin senja, saatnya pulang, banyak orang yang menyayangiku sedang menunggu dirumah, tapi aku berjanji akan kembali ke danau ini. Bukan untuk menunggu Afif melainkan untuk melupakannya.
ini patut dibaca ==>> sejarah kerajaan Kutai

24 Juli 2011,
Bandung.
   Aku kembali lagi, huh... butuh 4 hari lamanya untuk meyakinkan diriku sendiri untuk melupakan sahabat lamaku yang entah berantah dimana dan keadaanya. Aku tersenyum tipis, walau tak ada yang melihat senyum itu tapi aku yakin Allah swt. melihat semuanya. Berjalan pelan diriku menjuju bangku kosong nan usang yang selaluku duduki setiap sorenya, semuannya masih tetap sama seperti sore sore sebelumnya tapi ada sesuatu yang mengganjal di mataku, seorang lelaki yang umurnya berkisar 2 – 3 tahun lebih tua dariku duduk di sebelah bangkuku, aku mulai mendekati bangku kosong disebelah laki laki itu. Ku dudukan tubuhku di bangku kosong yang hanya berjarak 1 bangku saja dari tempat duduk lelaki itu. Kulirik lelaki itu, sebentar sepertinya aku mengenal lelaki itu, ohh subhanAllah,,, Apakah aku tidak salah lihat, lelaki berkacamata dengan tatapan teduh, 2 dimple yang menghiasi pipi dengan garis rahang tegas, lelaki yang coba kulupakan kini duduk disampingku, Afif. Astaghfirullahhaladzim,,, ku ucap istighfar berkali kali. Saat hatiku bertanya tanya tentang hal yang sangat di luar dugaanku, terdengar suara bariton memecahkan keheninggan senja ini.

“Alya Khaerunnisa, kamu dimana sekarang? Aku kembali, kembali buat ngelunasin semua hutang janjiku ke kamu,,, maafin aku yang bohong sama kamu saat SMA dulu,, Demi Allah, aku nggak bermaksud nggak kenal kamu. Saat itu aku tau kamu lagi berubah, berubah dari Alya yang jauh dari kata Agama, menjadi Alya yang InsyaAllah mencintai Rabbnya, aku hanya ingin menjaga kamu dengan diamku, memenuhi janjiku yang pertama untuk selalu disampingmu sebagai sahabatmu, mungkin sekotak coklat ini nggak akan mampu membayar detik, menitmu dalam 10 tahun ini, tapi Alhamdulillah aku sudah melunasi satu hutang janjiku. Alya, denger denger sekarang kamu udah pake niqab ya,, aku ngerasa nggak bisa jadi sahabat yang selalu ndukung hijrah kamu, maafin aku. Aku selalu berdoa semoga kamu selalu istiqomah dijalan Allah swt. coklat ini adalah awal pertemuan kita dan coklat ini juga yang akan mengakhiri perjumpaan kita.” Ucap Afif sambil meletakkan sekotak coklat di bangkunya dan kemudian ia beranjak pergi.

   Ku pegang erat Niqab yang sudah menemaniku 2 tahun belakangan ini, aku termenung sejenak lalu tersenyum. “Terimakasih Afif, sudah menjagaku tanpaku ketahui, terimakasih sudah mendoakanku di setiap sujudmu. Kini, sudah tak ada lagi Alya yang menunggu Afif di Danau taman Kota, sekarang hanya ada Alya yang menyimpan kenangan tentang Afif di Danau Taman Kota. Kamu bener, coklat adalah awal dan akhir cerita pertemuan kita.” Batinku sambil mengambil sekotak coklat di bangku Afif tadi.

Ya Allah, skenariomu sangatlah indah, tak ada yang bisa menandinginya. Bersaksikan Danau dan Senja ini, kuatkanlah aku dalam mencapai Ridha mu, masukkanlah dia kedalam golongan orang orang yang engkau Ridhai jalannya. Karena engkaulah satu satunya yang maha melihat lagi mendengarkan.
Aamiin....

Hari ini, seluruh alam mendengar doaku. Ku mantapkan langkah kaki ini menuju Rumah Allah swt. yang mulai ramai di kunjungi hamba Allah. Dengan berbekal istiqomah aku yakin Allah telah membuat ukiran skenario dalam hidupku.


ALLAHU AKBAR!!!

THE END
nah itu dia cerpennya gimana menurut sobat .. bila ingin memberikan saran maupun pendapat silakan berkomentar dibawah ya hehehe.. bila sobat ingin cerpennya juga di muat di Jalan Semut silakan klik link berikut ini ==>> Link <<==
Catatan Pengarang : Sorry Abstrak, Tolong Revisinya kalau mungkin ada ejaan kata yang salah bisa berkomentar dibawah...

thanks for visiting my blog